Protected by Copyscape DMCA Copyright Detector

A Letter To Him


Bismillahirrahmanirrahiiim…
A Letter to Him, sebuah tulisan ayu yg dibalut warna pink  ditengah- tengah salah satu halaman di Sportivo Jawa Pos menggiring mataku untuk lanjut membacanya, awalnya aku sangat excited membaca huruf-huruf yang terlihat menebal diantara yang lain “ A letter to Him”, tapi setelah membaca seluruhnya, nyaliku mulai ciut. Betapa tidak, ada persyaratan yang tertulis dengan kata “kepada pasangan” dan “pria terkasih”. Mungkin untuk poin kedua, aku bisa menyanggupinya, tapi untuk poin pertama, hmm…tunggu dulu , I have no spouse yet, karena saya belum menikah. But, I’ll try, urusan diterima atau tidak , itu belakangan, yang penting uneg-uneg yang selama ini hanya bisa dinyanyikan lewat tangisan, bisa terabadikan lewat tulisan.


A Letter to Him
Sungguh, bagiku dia adalah pasangan semangatku, tanpa nya tenaga juangku tidak akan pernah bisa sempurna. Aku sangat sangat mengharapkan do’a , dukungan yang sangat penuh darinya, di semua aktifitasku. Namun, sudah tidak terhitung lagi, berapa kali Ayah selalu menentang keinginanku dan tak jarang Ayah tidak merestui usaha yang dulu pernah dibangun dengan dukungannya. Ayah, sampai saat ini, sungguh aku masih belum menemukan satu titik yang bisa membuatmu tersenyum bangga padaku. Selama 20 tahun ini, sungguh aku belum bisa membuatmu berkata “kau memang putri kebanggaan Ayah”, bahkan  untuk mengadukan hal ini kepadamu pun aku tak mampu. Aku sungguh tak tahu lagi bagaimana harus bertindak dan bersikap untuk membuatmu mau mengakui bahwa aku  adalah putri kecilmu yang selama 20 tahun ini telah berjuang untuk mendapatkan senyum dan ridho mu. Dalam setiap tangis dan do’a ku, selalu ada bulir yang selalu ingin menyampaikan bahwa “Aku Cinta Ayah dan akan selalu berbuat yang terbaik, untuk Ayah”

Oleh:
Vidya Wahyu P
Mahasiswi Semester 6 Univ. Airlangga Surabaya

0 komentar:



Posting Komentar

silakan komen;-)